Perilaku Duniawi dan Praktisi Buddhis

Oleh: YM Bhiksu Tadisa Paramita Mahasthavira

Bila melihat sesuatu munculnya kesan-kesan, perasaan, kecintaan dan kemelekatan itulah perilaku duniawi; Bila melihat sesuatu hanya sekedar melihat tidak muncul kesan kesan, perasaan, kecintaan dan tidak melekat inilah praktisi Buddhis.

Bila melihat lalu mengetahui itulah perilaku duniawi; Bila melihat tidak menjadikan pengetahuan inilah praktisi Buddhis.

Ketempat ramai suka yang mewah benci yang kumuh itulah perilaku duniawi, Ketempat ramai batin tidak tergerak dualitas suka atau tidak suka inilah praktisi Buddhis.

Bila kesenangan dan kebahagiaan dicari dan dituntut dari luar itulah perilaku duniawi; Realitanya kebahagiaan akan diperoleh bila sang aku dan keinginan dilepas inilah praktisi Buddhis.

Memohon perlindungan dari unsur luar malas melatih diri adalah perilaku duniawi; Memohon bimbingan dengan mengembangkan kebijaksanaan dan kebajikan adalah praktisi Buddhis.

Berbuat kebajikan yang bersifat pamrih, dipromosikan, ingin dikenal dan dipujikan itulah perilaku duniawi; Berbuat kebajikan tanpa aku, tanpa pamrih, tanpa syarat dan tidak melekat inilah praktisi Buddhis.

Hati bergejolak timbul lenyap dan melekat dalam menghadapi berbagai masalah itulah perilaku duniawi; Hati tidak tergerak gunakan kesejatian diri menanggapi dan menyelesaikan berbagai persoalan inilah praktisi Buddhis.

Bila saat berjalan, berdiri, duduk dan rebahan pikirannya tanpa sadar tidak konsentrasi itulah perilaku duniawi; Saat berjalan, berdiri, duduk, dan rebahan pikirannya sadar penuh konsentrasi inilah praktisi Buddhis.

Keinginan makan mau cari yang sedap nikmat, saat makan masih mengobrol atau nonton tv lihat whatsapp inilah perilaku duniawi; Keinginan makan hanya untuk kesehatan dan kelangsungan tubuh tanpa mencari sensasi nikmat tidak kacau tanpa aktivitas lainnya inilah praktisi Buddhis.

Pikiran, ucapan dan perilaku liar tidak terkendali itulah perilaku duniawi; Laksanakan sila untuk kendalikan ucapan dan perilaku, samadhi kendalikan pikiran, prajna kebijaksanaan kendalikan pandangan inilah praktisi Buddhis.

Menuntut dan mencari pelayanan dari banyak orang itulah perilaku duniawi; Melayani dan mengabdi untuk kepentingan dan kebaikan banyak orang inilah praktisi Buddhis.

Segalanya demi sang aku dan bagaimana semuanya menjadi milikku itulah perilaku duniawi; Melepaskan kepalsuan dan khayalan sang aku, menyadari tiada yang diperoleh itulah praktisi Buddhis.

Terjebak dan melekat kepada ciri sang aku, diri, keusiaan, dan bentuk kehidupan itulah perilaku duniawi; Tiada ciri dan tidak melekat kepada sang aku, diri, keusiaan, dan bentuk kehidupan inilah praktisi Buddhis.

Berbuat baik dan kebajikan untuk dapatkan karma baik demi kebahagiaan sang aku itulah perilaku duniawi; Berbuat banyak kebaikan dan kebajikan demi kebahagiaan semua makhluk inilah praktisi Buddhis.

Mengumbar hawa nafsu mencari kenikmatan indera itulah perilaku duniawi; Melenyapkan hawa nafsu memurnikan indera-indera inilah praktisi Buddhis.

Haus dan dahaga akan ketenaran, keuntungan, kekayaan, kenikmatan dan pelayanan adalah perilaku duniawi; Disadari dunia dan fenomena bagaikan mimpi, ilusi, ombak, bayangan, embun dan halilintar inilah praktisi Buddhis.

Bangga dengan kegelapan batin mencemari hati dan berbuat banyak karma buruk itulah perilaku duniawi; Pahami hati tampakkan kesejatian diri, dan berbuat banyak kebajikan inilah praktisi Buddhis.

Suka meramal nasib gandrung dengan okultisme untuk menyelesaikan berbagai persoalan hidup adalah perilaku duniawi; Mengenali nasib dan memperbaiki dengan tuntunan Buddha Dharma adalah praktisi Buddhis.

Berpikiran negatif mudah berprasangka buruk, menuduh tanpa bukti suka bergosip ria adalah perilaku duniawi; Berpikiran positif berprasangka baik, ucapan terkendali, suka ajaran kebenaran dan kebijaksanaan adalah praktisi Buddhis.

Urusan hidup dan menikmati kehidupan adalah sangat penting sedangkan urusan mati masa bodoh itulah perilaku duniawi; Urusan hidup dan mati adalah urusan terbesar manusia, menyadari bahayanya dan berjuang untuk mengatasi masalah kelahiran dan kematian inilah praktisi Buddhis.

Amituofo.