Hiri Ottappa

Oleh: YM Bhiksu Tadisa Paramita Mahasthavira

Hiri dan Ottappa sebagai pelindung diri dan pelindung dunia (Lokapala).

Hiri Ottappa adalah malu berbuat jahat dan takut akibat perbuatan jahat.

Orang awam yang tidak kenal dan tidak memiliki Hiri Ottappa umumnya sikap perilakunya cenderung menjadi liar, buruk atau jahat.

Umat Buddha yang tidak mengenal dan tidak memiliki Hiri Ottappa bukan lah praktisi Buddhis.

Hiri Ottappa ini harus diajarkan kepada keluarga, masyarakat, pejabat pemerintahan maupun publik, semua bangsa dan penduduk dunia untuk pengembangan etika dan moralitas umat manusia, terkendali dan tertibnya pergaulan manusia, menjaga etika dan lingkungan, keamanan, dan rasa nyaman tinggal di muka bumi ini.

Bila Hiri Ottappa ini diabaikan dan tidak diajarkan kepada umat manusia, maka kehidupan manusia berubah seperti binatang liar, buas, kejam dan menakutkan.

Semua bencana yang terjadi karena bumi diliputi ketidak kekalan juga akibat akumulasi karma buruk umat manusia sehingga alam dan bumi tidak lagi bersahabat dengan kehidupan manusia.

Hiri Ottappa ini harus diajarkan kepada umat manusia sejak masih kecil, gema dan gaungkan kesepuluh penjuru, tanamkan dalam sanubari setiap umat manusia agar umat manusia bisa bersikap dan berperilaku layaknya manusia seutuhnya, bertubuh manusia, berhati manusia, keluarga manusia, membentuk kehidupan manusia, sadar dan peduli terhadap tugas tanggung jawab kemanusiaan, serta membentuk lingkungan kemanusiaan yang adil, humanis dan beradab.

Hiri Ottappa dapat menunjang dalam pelaksanaan sīla atau pengembangan moralitas. Memiliki perasaan malu berbuat jahat (Hiri):

  1. Karena merasa malu bila kelak disebut sebagai seorang yang kejam, dan sadis akan berusaha menghindari kejahatan pembunuhan dan penganiayaan;
  2. Karena malu kelak dijauhi oleh teman-teman dalam pergaulan, akan berusaha menghindari pencurian, perampokan, penipuan, perampasan, penggelapan, penodongan, korupsi dan lain sebagainya.
  3. Karena malu bila kelak diperguncingkan orang-orang, kita menghindari perbuatan asusila; zina, selingkuh dan pelecehan seksual.
  4. Karena malu bila kelak kata-kata dusta, jorok, fitnah, gosip kita didengar orang, direndahkan orang , untuk itu kita menghindari kata-kata tidak baik, tidak benar dan tidak bermanfaat.
  5. Karena malu bila kelak kita dikategorikan pemabuk, kehilangan kesadaran diri, kita menghindari alkohol dan minuman atau makanan yang memabukkan dan membuat ketagihan.

Memiliki perasaan takut akibat perbuatan jahat (Ottappa):

  1. Karena takut kelak akan lahir di neraka, sakit-sakitan atau berusia pendek, kita menghindari pembunuhan dan penganiayaan.
  2. Karena takut masuk penjara, kita menghindari pencurian.
  3. Karena takut mendapat banyak musuh, kita menghindari perbuatan asusila.
  4. Karena takut dicontoh anak-anak, kita menghindari kata-kata dusta.
  5. Karena takut wataknya dan citra kepribadian dicela dan dijauhi orang, kita menghindari alkohol dan minuman atau makanan yang memabukan dan membuat ketagihan.

Hiri Ottappa ini jadikan petunjuk Kompas Kehidupan Manusia agar Malu berbuat jahat dan takut akibat perbuatan jahat. Karena semua kejahatan dan keburukan bersumber dari dalam diri, dilakukan oleh sendiri maka akan kembali di alami oleh pelaku kejahatan itu sendiri; Aku adalah pemilik karmaku sendiri, pewaris karmaku sendiri, menerima bentuk dan kondisi kelahiran karena karmaku sendiri, berjodoh dalam keluarga dan teman karena karmaku sendiri, memiliki kualitas kemampuan karena kesadaran karmaku sendiri, menerima nasib beruntung dan kemalangan karena ulah karmaku sendiri. kelak setelah mati ke surga atau ke neraka akibat karmaku sendiri.

Sebab akibat hukum Karma bisa berupa kembang karma atau buah karma; Karma bisa berbuah dalam kehidupan sekarang, bisa berbuah dalam kehidupan akan datang; Bisa berbuah untuk kehidupan yang lama sekali.

Untuk itu, sadari sebab akibat hukum karma, hindari aksi kejahatan dan kebodohan dengan memiliki dan melaksanakan Hiri Ottappa.