Buddhadharma Versus Pakardharma

Oleh: YM Bhiksu Tadisa Paramita Mahasthavira

Era kemerosotan Dharma banyak bermunculan ajaran gado-gado, ajaran kacau dan klenik merajarela, tumbuh subur memancing dan menggoda umat awam;

Sebagai umat Buddha kita musti bisa bedakan ajaran khayal dan ajaran realita.

Banyak orang menunjukkan kehebatannya tapi tidak mampu melenyapkan kebohongannya;

Kualitas seorang pakar sejati dibangun dari kejujuran dan kemurnian;

Bila kualitas seorang dibangun dari berangan angan, kebohongan dan khayalan, nyatanya gelar tidak sebanding dengan kualtas, masih bangga dengan kepalsuan, orang ini menapak jalan kegelapan! Bagaikan orang buta menuntun orang buta, pasti terjatuh masuk ke jurang!!

Banyak orang bergelar “luar biasa” tapi nyatanya gelar tersebut tidak sebanding dengan kualitas kemampuannya; Orang berpredikat luar biasa ada dua macam: 1 di jalur Buddha tentu tidak suka promosi; 2. di jalur Mara senang promosi kehebatan dustanya; Orang yang suka takabur realitanya masih bodoh karena masih suka bohong dan senang berbuat kejahatan gelap;

Di dunia manusia ajaran Buddha yang paling cocok dan efektif mengajaran jadi manusia mencapai taraf kemuliaan dan keluhuran; Didunia manusia jangan dijejali dongeng dongeng cerita mistik diluar nalar logika manusia;
Kita harus belajar Buddhadharma BUKAN belajar ”Pakardharma”。

Untuk itu, jadikanlah Buddhadharma sebagai Guru Pengganti Buddha; Untuk memastikan ajaran kebenaran atau ajaran menyimpang, Belajar Sutra Shurangama, semoga menyadarkan!