Masalah Hidup dan Matinya Manusia

Oleh: YM Bhiksu Tadisa Paramita Mahasthavira

Semua Kondisi Dibentuk Oleh Hati Manusia
Bahagia atau derita dipola oleh hati kamu sendiri; Terlahir di surga atau neraka tercipta oleh aktivitas hati kamu sendiri; Mau jadi Buddha atau selamanya mau jadi orang awam semua ditetapkan oleh pikiran kamu sendiri; Bentuk kehidupan bagaimana kelak semua ditentu oleh tindakan kamu sendiri; Jodoh bisa terbentuk dari bagaimana kondisi mental kamu sendiri; Bagaimana nasib seseorang ditentukan cara pandang kamu sendiri.

Sutra Avatamsaka, disabdakan:” Bilamana orang ingin mengetahui, tiga masa semua Buddha, harusnya merenungkan hakikat semua Dharma Dhatu, semua terbentuk oleh aktivitas hati”. (Hati adalah sumber segalanya, hatilah yang menciptakan segalanya, semua kondisi dibentuk dan dirasakan oleh hatinya, oleh hatinya pula semua dilenyapkan).

Perbedaan Kualitas Manusia

  • Orang jahat merusak kehidupan sekarang dan merusak bentuk kehidupan yang akan datang.
  • Orang bodohterbius dan terlena dengan kehidupan sekarang dan mengabaikan bentuk kehidupan yang akan datang.
  • Orang awam hanya berjuang untuk suksesnya kehidupan sekarang tetapi tidak menata bentuk kehidupan yang akan datang.
  • Orang cerdas berjuang untuk sukses duniawi dan senang melakukan banyak kebajikan sebagai bekal kehidupan akan datang agar yang lebih baik.
  • Orang bijak menyadari kesunyataan berjuang untuk memperdalam Buddhadharma dan melaksanakan kebajikan tidak melekat mengakhiri siklus tumimbal lahir.
  • Makhluk suci batinnya sunyi dan sunya bebas dari segala kondisi hanya berjuang untuk memasuki Nirvana.
  • Makhluk Bodhisattva walaupun batinnya tiada rintangan lagi tetapi tekad dan perjuangannya hanya untuk membimbing dan menolong semua makhluk.
  • Para Buddha bebas dari fenomena menjelma dan mengembara ke semua alam untuk membimbing dan menolong semua makhluk.

Urusan Besar Manusia
Apakah yang disebut urusan besar umat manusia di muka bumi ini? Tiada lain adalah urusan hidup dan matinya manusia. Banyak orang hanya memikirkan urusan hidup mengabaikan urusan mati, malah banyak orang yang tabu berpikir dan membicarakan urusan mati, apalagi mempersiapkan diri menghadapai kematian. Kenyataan setiap orang yang lahir pasti mati, tiada satu makhlukpun yang bisa terbebas dari kematian. Orang awam setelah mati pun masih harus mengalami siklus tumimbal lahir mengalami lahir mati, mati kemudian lahir kembali, tanpa akhir sangat melelahkan dan menyedihkan.

Di dalam Sutra 42 Bagian, Buddha bertanya kepada para Sramana, usia kehidupan manusia bisa berapa lama? Sramana pertama mengatakan hanya hitungan hari, Buddha menjawab Anda belum paham; Sramana lain berkata Dalam hitungan saat makan, Buddha pun berkata: anda belum paham juga; Ada satu sramana, mengatakan hanya dalam hitungan nafas, Buddha berkata sadhu, anda sudah paham.

Perlu disadari, urusan hidup manusia di dunia ini baik itu berupa, sukses-gagal, untung-rugi, dipuji-dicela, bahagia atau derita semuanya berkisar paling lama 80 tahun saja saat sekarang. Tetapi urusan mati bila tidak dimengerti, tidak memahami proses kamatian, tidak mengetahui kemana setelah mati, juga tidak dipersiapan, ditambah tidak punya bekal jasa pahala kebajikan, alangkah riskan dan berbahayanya saat kematiannya tiba. Bila batin orang yang meninggal itu bodoh penuh nafsu atau memiliki kebencian maka saat ia meninggal dunia ia pasti terjatuh ke alam celaka menerima penderitaan 5 kalpa sampai 5,000 kalpa di tiga alam celaka.

《净度三昧经》里面有一句话:「一人一日中,八亿四千念,念念之所为,无非三途业。」《地藏经》也说:「南阎浮菩提众生,举止动念,无不是业,无非是罪。」Sutra Cing Tu San Mei Cing, di dalamnya ada satu bait kata, satu orang selama satu hari, memunculkan 8 milyar empat ribu pikiran, pikiran-pikiran tersebut cenderung tiada bukan ciptakan karma tiga alam celaka; juga Di dalam Sutra Ksitigarbha, disabdakan: makhluk-makhluk yang berada di selatan Jambhudvipa (Dunia Saha), pikiran selalu bergerak timbul lenyap, tiada bukan menciptakan karma dan tiada bukan menciptakan dosa kejahatan.

Untuk mengetahui masalah kelahiran dan kematian, silakan disimak ulasan ini:

分段生死事大, Urusan hidup dan mati sepenggal penggal adalah urusan besar manusia;
變易生死更大, Urusan pikiran yang selalu berubah timbul lenyap adalah urusan terbesar manusia;
不生不死最大, Urusan Hati tidak timbul tidak lenyap adalah urusan paling besar manusia.

Kelahiran dan Kematian Manusia:

1. 大生死流 (Ta Sen Se Liu, Arus besar kelahiran dan kematian): Sejak masa tiada awal melewati kalpa kalpa yang lama sekali terseret dan terhanyut ke dalam arus tumimbal lahir yang bergelora dan menyakitkan. Ta Sen Se Liu ini terjadi karena akibat adanya kebodohan/Avidya/Kesadaran buruk.

2. 分段生死 (Fen Tua Sen Se, Kelahiran-kematian secara fase/tahapan): Adalah saat ia dilahirkan kemudian mati, dilanjutkan lahir lagi kemudian mati kembali; Kelahiran dan kematian ini terus berlangsung dan bergulir di enam alam tumimbal lahir berdasarkan tahapan sesuai kesadaran dan karmanya. Fen Tuan Sen Se ini terjadi dan dipengaruhi oleh akibat adanya “eksistensi hasrat” sehingga memiliki kekotoran batin akibatnya berkelanjut mengalami kelahiran dan kematian berulang-ulang di dalam siklus tumimbal lahir.

3. 變易生死 (Pien Yi Sen Se, Kelahiran dan kematian secara perubahan dan berlangsung cepat)
Di dalam banyak bentuk-bentuk kelahiran dan kematian, semua berasal dari perubahan timbul lenyapnya gejolak pikiran yang disebut Sumber kelahiran dan kematian 根本生死 (Ken pen sen se), ini juga disebut Gelombang pikiran lahir dan mati, Sekilas secepat pikiran timbul lenyap ( 動念生死/刹那生死 ,Tung nien sen se atau bisa disebut Cha na sen se), juga di sebut Kebodohan lahir dan mati (无明生死 , Wu ming sen se). Karena disebabkan adanya Pien yi sen se, makhluk apapun mengalami proses kelahiran dan kematian yang berulang-ulang dalam siklus tumimbal lahir.

《大乘流转诸有经》说:“前识灭时名之为死,后识续起号之为生。”
Sutra Ta Sheng Liu Cuan Cu Yu Cing disabdakan: Kesadaran sebelumnya lenyap dinamakan mati, kesadaran selanjutnya masih berlangsung dinamakan muncul.
4. 不生不死 (不生不灭)Hakikat Buddha atau Kesejatian Diri realitanya tidak timbul- tidak lenyap; tidak kotor-tidak bersih; tidak bertambah-tidak berkurang; tidak lahir- tidak mati;

自性本自清净;自性本不生灭;自性本自具足;自性本无动摇;自性能生万法; Kesejatian diri hakikat intinya adalah murni; Kesejatian diri hakikatnya tiada timbul lenyap; Kesejatian diri hakikatnya sudah lengkap; Kesejatian diri hakikatnya tiada tergerak; kesejatian diri dapat memunculkan banyak Dharma/kebenaran.

Kenapa urusan tidak timbul tidak lenyap adalah urusan paling besar manusia? karena semua makhluk ingin peroleh kebahagiaan mutlak yang tidak berkondisi lagi; Pikiran/Hati yang tidak timbul-lenyap adalah praktik pembebasan mutlak 解脱道(Cie Tuo Tao), Sutra Hati sabdakan Sunyakan/ Kosongkan hati maka semua derita lenyap adanya; Hati suci dapat dilahirkan di Tanah Suci Buddha; Untuk meraih pembebasan mutlak, marilah kita pahami hati dan menampakkan kesejatian diri

Praktik awal dimulai dari ‘Satukan hati’ dan ‘Fokuskan Pikiran’ terlebih dahulu, kemudian ‘Sunyakan’ ( Kosongkan) dari sang aku dan dharma/kondisi, kemudian memasuki Samadhi tidak tergerak 不起心不動念, bila diperlukan mengatasi berbagai urusan gunakan Kesadaran Murni (Amala Vijnana), atau bisa juga munculkan hati tapi tidak melekat 无住生心).

5.无住生死涅槃 (Wu cu sen se nie phan, Tiada terjerat dalam arus kelahiran dan kematian juga tidak menetap dalam Nirvana)

Seorang Maha Bodhisattva memiliki 智慧 kebijaksanaan prajna (terbebas dari timbul lenyap dualitas) juga memiliki 慈悲 Matri Karuna (Cinta kasih dan Belas kasih) untuk menyadarkan dan membimbing semua makhluk. walaupun hati mereka sudah suci atau Nirvana tapi karyanya sangat agung, walau Maha Bodhisattva yang memiliki batin nirvana dan pahala berlimpah bisa seketika jadi Buddha tetapi disebabkan masih banyaknya penderitaan semua makhluk mereka menunda untuk jadi Buddha; Kadang pula yang sudah jadi Buddha sekalipun banyak yang turun tahta menjadi Bodhisattva demi menolong semua makhluk tanpa pamrih, tanpa lelah dan tanpa akhir.

楞伽经云:心生即种种法生,心灭即种种法灭。维摩经云:欲得净土,当净其心;随其心净,即佛土净。遗教经云:但制心一处,无事不办。经云:圣人求心不求佛,愚人求佛不求心;智人调心不调身,愚人调身不调心。佛名经云:罪从心生,还从心灭;故知善恶一切,皆由自心,所以心为根本也。若求解脱者,先须识根本;若不达此理,虚费功劳,于外相求,无有是处。禅门经云:于外相求,虽经劫数,终不能成;于内觉观,如一念顷,即证菩提.《涅盘经》偈云:“诸行无常,是生灭法。生灭灭已,寂灭为乐”。《大智度论》:“通达无碍”者,得佛法印故,通达无碍;如得王印,则无所留难。

Sutra Leng Chia Cing disabdakan; Hati timbul bermacam-macam Dharma timbul, Hati lenyap bermacam-macam Dharma lenyap.

Sutra Vimalakirti, disabdakan: Bila ingin dilahirkan di tanah suci, seketika harus mensucikan hati; Bila hati suci tanah Buddhapun suci.

Sutra Yi Ciao Jing, disabdakan: Hanya tertuju ke satu tempat (fokus pada satu tujuan), tiada urusan yang tidak berhasil;

Sutra lain mengatakan: orang suci memohon ke hati tidak memohon kepada Buddha, orang bodoh memohon Buddha tidak memohon ke hati; Orang bijaksana kendalikan hati tidak kendalikan tubuh, orang bodoh kenfalikan hati tidak kendalikan hati.

Sutra Fo Ming Cing, disabdakan: karma buruk berasal dari hati muncul, juga mengikuti hati lenyap; ketahuilah bajik-buruk dan semuanya bersumber dari dari hati, oleh karena itu hati adalah akarnya. Bila memohon pembebasan , mulai menyadari akarnya; Bila tidak mengetahui kebenaran ini, maka sia-sia perjuangannya dan tentu lelah dibuatnya. Memohon wujud di luar, tentu tiada berhasil.

Sutra Chan Men Cing, disabdakan: Memohon wujud diluar, walaupun melewati hitungan kalpa, akhirnya tidak dapat berhasil; Ke dalam merenung dan menyadari, Bila mampu menyatukan pikiran, pasti mencapai Kebodhian.

Sutra Nirvana gatha sabdanya: Semua aktivitas tidaklah kekal, Adalah Dharma timbul lenyap, Bila timbul lenyap sudah lenyap, Sunyi dan Nirvana adalah kebahagiaan hakiki.

Abhidharma Ta Ce Tu Lun, Praktisi yang tembus sampai tiada rintangan (batin tanpa rintangan lagi), peroleh stempel Buddha Dharma; Tembus sampai tiada rintangan seperti peroleh stempel Raja, tidak ada yang dapat merintangi dan tiada kesulitan lagi.

Mohon diingat, tidak ada makhluk serba super apapun yang punya kuasa besar dan gaib yang dapat mensucikan diri kita atau dapat mengakhiri siklus kelahiran dan kematian kita, Hyang Triratna Buddha Dharma dan Sangha hanya memberi petunjuk, menyadarkan atau membimbing kita saja, usaha untuk kembangkan kesadaran dan praktik semua berpulang kepada individual masing-masing.